30 September 2010

Terapi Okupasi Dan Perkembangan Anak




Terapi okupasi bertujuan untuk membantu anak mengembangkan potensinya secara optimal. Melalui terapi okupasi, anak belajar untuk melakukan kegiatan sehari-hari (day living activities), misalnya memakai pakaian, makan sendiri, menggunakan gunting, pensil, menalikan tali sepatu, dan bermain dengan teman. Termasuk juga belajar untuk percaya diri dalam menentukan pilihan dan memutuskan sesuatu.

Supaya mendapatkan hasil maksimal dari terapi okupasi ini dapat membantu anak secara optimal, kerjasama dan dukungan keluarga sangatlah penting. Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik. Untuk itu peran dan kerjasama antara orang tua, pengasuh, dan terapis akan sangat membantu anak dalam mengembangkan kemampuannya, sehingga anak akan mengembangkan rasa percaya diri dan mengoptimalkan potensinya.

Anak-anak yang memerlukan bantuan terapi okupasi ini seperti diuraikan di atas antara lain adalah :

Anak dengan gangguan perilaku

Autism Spectrum Disorder (ASD)

Down Syndrome

Attention Deficit /Hyperactivity Disorder (ADD/ADHD)

Asperger’s Syndrome

Kesulitan Belajar

Keterlambatan wicara

Gangguan perkembangan (Cerebal Palsy/CP)

Pervasive Developmental Disorder (PDD)

dan keterlambatan perkembangan lainnya


Terapi  Okupasi akan memberikan pelayanan individual yang meliputi :

Penilaian (Asessment)

Intervensi individual maupun kelompok

Supaya anak mampu mencapai kemandirian dalam tugas kehidupan, seorang pelaku terapi okupasi akan mengamati dan mengkaji area-area dan komponen yang mencakup :

Biomekanik

Sensori motorik

Perseptual Kognitif

Keterampilan Interpersonal

sumber: pelangilazuardi.tripod.com
Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis

Jahe dan Terapi Kanker



Jahe dapat digunakan dalam terapi kanker yang fungsinya untuk membunuh sel kanker ovarium sementara komponen yang terdapat pada cabai diduga dapat mengecilkan atau menyusutkan tumor pankreas. Demikian kata Dr. Rebecca Liu, asisten profesor pada bidang obstetri and ginekologi di Universitas Michigan Comprehensive Cancer Center, AS, dan timnya, yang melakukan tes terhadap bubuk jahe yang dilarutkan dan diberikan pada kultur sel kanker ovarium.

Dalam studi itu menyebutkan bahwa terdapat bukti berbagai makanan pedas atau panas bermanfaat dalam terapi kanker dimana cara kerja adalah dengan menghambat pertumbuhan kanker. Studi itu meneliti efektivitas jahe terhadap sel penderita kanker. Meskipun demikian, studi ini masih merupakan langkah pertama. Dikatakan, jahe dapat membunuh sel kanker dengan dua jalan, yaitu proses penghancuran yang dinamakan apoptosis dan autophagy, proses pemakanan sel.

Jika Hal ini diuraikan para ahli dalam pertemuan American Association for Cancer Research. Menurut Dr. Rebecca, banyak penderita kanker yang mengalami resistensi terhadap kemoterapi standar, di mana tindakan kemoterapi merupakan proses apoptosis. Sementara jahe yang memiliki kemampuan memakan sel (autophagy) dapat membantu mereka yang mengalami resistensi terhadap kemoterapi. American Cancer Society melaporkan kanker ovarium membunuh 16.000 dari 22.000 wanita AS.

Tanaman Jahe terbukti dapat mengontrol keadaan inflamasi, yang berhubungan dengan perkembangan sel kanker ovarium. Dalam penelitian lain terhadap terapi kanker dilakukan dengan menggunakan tikus yang diberikan capsaicin (salah satu kandungan pada cabai), Sanjay Srivastava dari Universitas Pittsburgh School of Medicine, AS, mendapati bahwa capsaicin ternyata dapat mematikan sel kanker pankreas. Capsaicin membuat sel-sel kanker mati dan memiliki kemampuan memperkecil ukuran tumor.


sumber: id.shvoong.com
Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis


Muda Kembali Dengan Terapi Hormon




Dalam pengobatan anti-aging terkini, tak hanya hormon estrogen yang digunakan untuk terapi hormon, tapi juga human growth hormone atau hormon pertumbuhan.

Terapi hormon yang dilakukan pada anak-anak, hormon ini digunakan selama masa pertumbuhan agar tubuh bisa tumbuh makin besar dan tinggi. Pada usia dewasa, hormon ini memasok stamina, memperkuat daya ingat, dan membantu kulit tampak segar. Dengan hormon ini, tubuh jadi lebih sehat, terbentuk, tidur lebih nyenyak, tulang jadi kuat, serta masa otot meningkat.

Phaidon Toruan, dokter dari Antiaging & Executive Fitness Center, di Kemang, yang juga pendiri Perkumpulan Awet Sehat Indonesia (PASTI), bilang, terapi hormon ini telah digunakan dokter anti-aging sejak tahun 1960-an.

Nama bekennya lazarus effect. terapi hormon ini dapat mengembalikan vitalitas seseorang seperti ketika masih muda. Phaidon mengingatkan, terapi hormon ini tidak bisa sembarangan diterapkan, tapi harus melewati tes laboratorium dan dilakukan oleh dokter ahli. Maklum, efek samping terapi hormon ini bisa menimbulkan hipertensi, penumpukan cairan, pembengkakan jaringan lunak, sampai risiko kanker.


sumber: kesehatan.kompas.com
Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis