18 Februari 2013

Billboard di Jakarta Ditertibkan Jelang Pemilu

Pasang Billboard - Menjelang Pemilu 2014, banyak berjamur reklame yang bertebaran di bahu jalan dinilai tidak tertib, sehingga Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama akan membuat peraturan melarang pemasangan billboard di bahu jalan.


http://eddovid.co.id/wp-content/uploads/2012/12/blackberry-billboard-jakart.jpg

“Intinya semua reklame billboard itu kami mau larang, mau stop tidak ada ijin baru,” ujar Basuki di Balai Kota, Jakarta, Rabu (13/2/2013).
Namun, bukan berarti Basuki tidak memberikan solusi. Ia mengatakan nantinya pemasangan iklan di reklame akan dialihkan ke alat transportasi massal.

“Kalau mau iklan beneran, pasang di Bus,” kata Basuki atau akrab disapa Ahok ini.
Ahok mengatakan, nantinya iklan-iklan yang dipajang akan menggunakan Light Emitting Diode (LED) yang terpasang diatas bus seperti yang dilakukan di luar negeri.

Bahkan, Ahok akan memberikan pemasangan iklan secara cuma-cuma kepada partai yang akan berkampanye melalui reklame.

“Kami mau kasih gratis bila perlu. Mereka tinggal siapkan filmnya, kami tayangkan gratis di LED,” kata Ahok.

Tidak hanya disediakan untuk partai saja, tetapi pemasangan iklan melalui reklame digital ini juga berlaku bagi semua pihak yang ingin memajang iklan mereka.

Info Terkait: Pasang Billboard

Pejabat yang Mampu Saingi Jokowi

Pasang Billboard - Masyarakat pasti kenal Joko Widodo, mantan Wali Kota Surakarta yang kini menjadi Gubernur DKI Jakarta. Gaya Jokowi yang populis dan suka blusukan membuat dia populer. Tapi, tahukah Anda rekor perolehan suara Jokowi ternyata kalah dengan rekor suara Herman Sutrisno. Dia adalah Wali Kota Banjar, Jawa Barat. Pada pemilihan kepala daerah 2008, Herman Sutrisno meraih 92,17 persen suara dan masuk Museum Rekor-Dunia Indonesia. Rekor yang hingga kini belum terpecahkan oleh kepala daerah mana pun.

Bandingkan dengan pasangan Jokowi-Ahok yang pada putaran pertama DKI Jakarta meraih 42,6 persen dari total suara. Di putaran kedua, Jokowi cuma meraih 53,8 persen suara.

Herman adalah dokter biasa yang sudah bertugas selama 30 tahun. Setiap Jumat pagi, dia selalu bersepeda keliling Banjar. Minimal rutenya sejauh 35 kilometer. Kadang Herman mencari rute lain: jalan sempit, naik-turun, masuk-keluar desa. Bagi Herman, olahraga ini bukan sekadar menyalurkan hobi, tapi juga untuk melihat dari dekat perkembangan kota yang dipimpinnya. “Saya bisa tahu apa ada jalan yang sudah rusak. Kalau naik mobil, belum tentu terasa,” ujar Herman.

Ditemui di acara penganugerahaan Tokoh Tempo 2012: Bukan Bupati Biasa di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Selasa, 12 Februari, Herman tampak santun dan merendah saat ditanya tentang resep keberhasilannya.

Ketika Banjar mandiri sebagai kota pada 2003, Herman, yang menjadi formatur pemekaran, terpilih memimpin wilayah tersebut. Harapan masyarakat terhadap daerah yang terletak di ujung tenggara Jawa Barat sekitar tiga jam perjalanan dari Bandung itu begitu besar. Berbekal pengalaman mengelola Ciamis, dia menyiapkan segudang rencana. Selain membangun infrastruktur kota, seperti pengembangan jalan dan jembatan, dia berfokus pada peningkatan layanan dasar, yaitu kesehatan dan pendidikan.

Di bidang pengajaran, sebelum pemerintah pusat mencanangkan program Bantuan Operasional Sekolah, Herman sudah mengembangkan proyek “Angka Prediksi Drop Out” pada 2004. Setiap anak yang dinilai tidak dapat bersekolah lantaran kekurangan biaya dibantu Rp 250 ribu per tahun. Itu untuk siswa sekolah menengah pertama. Buat murid sekolah menengah atas, bantuannya Rp 500 ribu per siswa. Bantuan itu mengalahkan bantuan DKI Jakarta yang cuma Rp 400 ribu per siswa SMA.

Kepala Seksi Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan, Asep Parjaman, mengatakan, siswa yang ingin menerima bantuan tinggal mengisi formulir. Data itu kemudian diajukan ke pemerintah kota untuk diseleksi. Begitu Wali Kota meneken surat keputusan, dana langsung dikirim ke rekening sekolah. Hingga tahun ini, sudah sekitar 8.000 siswa menikmatinya.

Untuk pelayanan kesehatan, Herman membebaskan biaya berobat puskesmas bagi mereka yang membawa kartu penduduk. Hal yang sama berlaku jika mereka berobat ke rumah sakit daerah. Bedanya, yang satu ini hanya diberlakukan bagi warga miskin. Setahun berjalan, ternyata tak banyak warga berobat ke puskesmas. Usut punya usut, tahulah Herman mengapa hal itu terjadi. “Puskesmasnya memang gratis, tapi perginya naik ojek. Itu berarti mereka harus membayar Rp 10-15 ribu,” ujarnya.

Pak Dokter ini pun punya ide mendekatkan tempat layanan ke masyarakat. Dia membangun 42 pos kesehatan desa di 25 desa dan kelurahan. Setiap pos memiliki tenaga medis bidan dan perawat. Sedangkan dokter datang seminggu tiga kali. Puskesmas pun diperbanyak dari dua menjadi empat. Warga pun berduyun-duyun berobat. Indeks kepuasan masyarakat terhadap kesehatan terus naik. Rata-rata di atas 77 persen setiap tahun. “Di Banjar, yang susah itu uang. Kalau makanan, gampang.”(tempo.co)

Semoga semakin banyak pejabat yang bisa jadi teladan untuk rakyatnya.

Info: Cetak Brosur

Tips Pilih Jasa Arsitek

Maket - Agar rumah impian anda bisa terwujud dengan sempurna, tentunya anda membutuhkan bantuan dari tenaga ahli yang profesional yaitu arsitek. Namun tidak semua profesional sesuai dengan kriteria dan kebutuhan anda dan tentunya dengan hasil kerja yang memuaskan anda.

Jika salah pilih, malah bisa menderita kerugian dan kekecewaan yang menghampiri anda. Agar hal ini tidak terjadi simak tips menemukan arsitek yang tepat untuk kebutuhan properti Anda.

1. Pastikan untuk mengetahui reputasi arsitek dari orang yang mengenal atau merekomendasikannya. Selain itu periksa juga portofolio arsitek tersebut, apakah cocok dengan kebutuhan anda atau tidak. Sebaiknya jangan menyewa arsitek yang hanya mempunyai pengalaman merancang rumah tinggal untuk merancang bangunan yang kompleks, seperti hotel atau mal. Kalaupun anda ingin memberikan kesempatan lebih pada arsitek tersebut, maka pastikan dia mempunyai referensi cukup untuk membuat desain sekelas dengan yang diinginkan.

2. Pilihlah arsitek yang mempunyai selera yang sesuai dengan Anda.

3. Negosiasikan fee desain dan lingkup pekerjaan dengan jelas sebelum menyetujui untuk menyewa arsitek tersebut. Biasanya produk akhir arsitek adalah gambar kerja, rencana anggaran biaya, rencana kerja dan syarat-syarat, serta hitungan struktur.

4. Jika anda telah bersepakat untuk bekerja dengan arsitek, jangan ragu-ragu untuk menyampaikan segala ide di kepala anda, dan berikan arsitek kebebasan untuk menerjemahkannya. Intensifkan proses diskusi dengan arsitek sampai dengan tahap pra desain (sampai disetujui denah, tampak, potongan dan gambar 3 dimensi), karena setelah pra desain disetujui arsitek akan berkonsentrasi untuk menyelesaikan gambar kerja dan dokumen-dokumen lain. Jika anda masih banyak mengubah desain pada tahap tersebut, maka waktu kerja arsitek pun akan bertambah dan kemungkinan anda akan dikenakan biaya untuk itu.

Semoga bermanfaat untuk Anda.

Info: Maket