5 Juli 2011

Tentang Mendesain Tangga Dalam Rumah

Membuat sebuah tangga yang menghubungkan ruang bawah dan ruang atas tidak bisa sembarangan harus di perhitungkan dengan matang mulai dari berapa banyak anak tangganya, posisi dan ukurannya harus tepat dan udahakan tidak memakan tempat jika ruangannya tidak luas berikut ini ada beberapa tips dalam membuat sebuat tangga:

1. Pilihlah tangga yang proporsional dan sesuai dengan bentuk dan luas ruangan. Tangga pun harus didesain dan diletakkan di tempat yang justru tak menambah sempit ruangan. Apabila rumahnya kecil, sebaiknya membuat tangga yang bentuknya searah dengan dinding.

2. Pada dasarnya tangga terdiri dari tiga bagian, anak tangga, bordes (tempat berhenti sementara), dan railing (pagar yang mengelilingi anak tangga). Kehadiran bordes bisa saja tidak digunakan, tergantung dari jumlah anak tangganya. Apabila menurut Anda jumlah anak tangga tergolong banyak, sebaiknya tambahkan bordes.

3. Dalam mendesain tangga, harus memperhatikan beberapa faktor penting, antara lain, sudut kemiringan, jumlah anak tangga, lebar dan tinggi anak tangga, luas bordes, ketinggian dan kerapatan railing. Sudut kemiringan tangga tidak boleh terlalu curam. Hal ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan dan ketidaknyamakan ketika menaiki dan menuruni tangga. Jumlah anak tangga dapat disesuaikan dengan jumlah jarak antar lantai. Sedangkan untuk tinggi anak tangga sebaiknya tidak lebih dari 20 cm dengan luas 25-30 cm. Khusus untuk railing tangga ada beraneka ragam desainnya, dapat Anda pilih sesuai selera. Bahannya pun tersedia dalam berbagai jenis. Untuk mendapatkan hasil yang lebih unik, Anda dapat mengomposisikan bahan kayu dengan bahan beton, atau bahan kaca dengan aluminium.

4. Untuk lantainya, banyak bahan bisa digunakan, seperti karpet, kayu dan marmer. Sebaiknya memilih bahan yang tidak licin agar keselamatan Anda dan anggota keluarga tetap terjamin.

Demikian tipsnya semoga bermanfaat untuk anda temukan info menarik lain tentang rumah: pasang iklan gratis jual rumah

Tips N Trik Cepat Lulus Kuliah ??





Kuliah Cepat - Saya pribadi mau bagi pengalaman, catatannya kalian boleh ikutin atau nggak. Dan isi diluar bukan tanggung jawab penulis!

Uhm… mungkin neh karena saya di lingkungan kampus nggak masuk dalam genk-genk gitu. Jadi bener-bener berdiri sendiri. Saya targetin kerjain skripsi dari tahun ke 2 (tepatnya semester awal semester 5), dan memasukin akhir semester 6 skripsi saya sudah selesai. Poin-poinnya:

·            Modifikasi dari model yg lama
·            Carilah literatur penunjang yg banyak! Punya saya daftar pustaka sampai 44 biji.
·            Manfaatin internet!
·            Nginep di perpus juga boleh, kan ada tuh namanya studi pustaka? katanya nginep di perpus. Haha..
·            Buat dateline kapan mau dikelarin!

Sebenarnya ada yg lebih dari yg saya sebutin di atas. Yaitu punya motivasi yg kuat! Saya buat motivasinya jadi “negatif” karena saya benci dgn lingkungan di kampus saya! Jadi, mau nggak mau saya harus berjuang buat menyelesaikan secepat mungkin skripsi supaya saya cepat hengkang dari kampus.

Kenapa saya pilih lingkungan? Saya situasiin kalau saya udah benar-benar muak dan yg ancur-ancur lah. So, mana yg kalian pilih? Saran saya, pilihlah sesuai hati nurani kalian!

Sumber: coffeeoriental.wordpress.com


Info Terkait:

Sekolah Kepribadian Yang Terbaik




Sekolah Kepribadian - Saat anak memiliki kegiatan ekstrakulikuler (ekskul) di sekolah, terlibat dalam organisasi siswa atau berkegiatan di luar rumah, ini pertanda positif bagi pengembangan dirinya. Sebagai guru atau orangtua, tugasnya adalah memberikan dukungan.

Pakar Pendidikan, Prof Dr Arief Rachman MPd, menyarankan sebaiknya anak mulai dilibatkan dalam kegiatan kolektif sejak usia TK. Anak yg berorganisasi sejak kecil memiliki kepribadian lebih efektif dan efisien. Anak juga akan tumbuh menjadi pribadi cerdas dan berguna, bukan sekadar pintar di sekolah.

"Anak mulai TK perlu terlibat dalam kegiatan bersifat hobi, kegiatan yg sifatnya kolektif. Bisa berupa drama, menari, pentas musik, menggambar, sesuatu yg digemari dan menjadi talentanya. Libatkan anak dalam berbagai festival, bukan kompetisi. Bebaskan mereka menampilkan dirinya dgn pendekatan heterogenitas, bukan homogen. Lalu, berikan apresiasi atas keberagaman ini. Kompetisi cenderung menggunakan pendekatan standar seragam, sementara anak akan lebih berkembang positif jika sejak kecil diajarkan utk berbaur dalam keberagaman," jelas Arief kepada Kompas.com di Jakarta, pekan lalu.

Aktivitas beragam yg dijalankan anak sejak belia sangat memengaruhi tumbuh kembangnya. Hal itu terutama terhadap pembentukan kepribadian dan jiwa kepemimpinan.

Sebaliknya, kata Arief, membatasi anak berorganisasi atau beraktivitas di luar sekolah hanya akan meciptakan generasi pintar namun tidak berguna.

Manfaat berorganisasi

Arief mengatakan, kegiatan berorganisasi memiliki sejumlah dampak positif bagi diri anak maupun kemampuan sosialnya. Manfaat personal yg didapatkan anak di antaranya adalah memiliki potret diri positif. Artinya, anak memiliki persepsi yg baik atas dirinya, lebih kreatif, lebih berani, serta memiliki kemampuan mencipta.

"Generasi global memiliki kepemimpinan dalam dirinya. Kepemimpinan dalam diri anak membantunya mengendalikan diri, memiliki keberanian, dan mampu berkomunikasi dgn orang lain," lanjutnya. 

Sumber:kompas

Info Terkait: