5 Oktober 2010

Antara Jamu Dan Makanan Suplemen



Akhir-akhir ini produk jamu dan makanan suplemen semakin sering dikonsumsi oleh masyarakat kita. hal ini seiring dengan tingkat kepedulian masyarakat untuk "kembali ke alam" dan menghindari obat-obatan kimiawi.

Beragam jenis jamu sangat banyak ditemui di berbagai tempat penjualan mulai dari warung pinggir jalan sampai toko swalayan besar, sedangkan makanan suplemen umumnya penjualannya masih terbatas di lokasi atau gerai tertentu atau melalui sistem penjualan multi level marketing.

Sebenarnya Jamu dan makanan suplemen merupakan dua kelompok produk yang berbeda. Jamu dikategorikan sebagai obat tradisional dan diklaim mampu menyembuhkan pelbagai macam penyakit tertentu, sebaliknya makanan suplemen tidak dikategorikan sebagai obat dan tidak boleh diklaim berkhasiat menyembuhkan penyakit-penyakit tertentu.

Pada Umumnya Makanan suplemen dipromosikan berkhasiat mencegah timbulnya penyakit tertentu atau meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari penyakit. Adapun kesamaan dari dua jenis produk tersebut adalah sama-sama diklaim menggunakan bahan-bahan alami sebagai bahan aktif dan tidak menggunakan bahan-bahan kimiawi.

Legalitas
keabsahan suatu produk merupakan langkah awal yang harus diperhatikan dalam memilih suatu produk konsumsi, termasuk jamu dan makanan suplemen.

Produk yang terdaftar akan mendapatkan nomor pendaftaran setelah melalui proses pemeriksaan yang mencakup keamanan dari segi bahan yang digunakan dan cara berproduksinya. Produk jamu yang sudah terdaftar memiliki nomor TR, sedangkan makanan suplemen mendapatkan nomor MD untuk produk lokal atau ML untuk produk impor. Produk yang sudah terdaftar berada di bawah tanggung jawab dan pengawasan BPOM.

Komposisi Bahan
Tentunya konsumen perlu mencari informasi yang jelas untuk memahami apa sesungguhnya isi dari produk yang akan dikonsumsinya. Baik produk jamu maupun makanan suplemen tidak selalu hanya menggunakan bahan alami yang berasal dari tumbuhan, tetapi tidak jarang menggunakan bahan-bahan yang berasal dari hewan.

Contohnya, salah satu produk jamu Tiongkok yang dipercaya berkhasiat mempercepat penyembuhan luka pasca operasi ternyata mengandung darah ular. Beberapa produk makanan suplemen juga ada yang mengandung bahan hewani, seperti produk yang kaya kalsium yang berasal dari tulang sapi.

Jika produk dengan bahan-bahan hewani seperti itu ditemukan, maka sudah menjadi keharusan konsumen muslim untuk mempertanyakan kehalalannya. Bila bahan yang digunakan berasal dari hewan halal, maka perlu dipastikan bahwa hewan tersebut disembelih dengan cara yang halal. Akan tetapi jika yang digunakan adalah bagian hewan yang tidak umum dikonsumsi, maka status kehalalannya perlu diperjelas dan dipastikan.

Disamping komponen bahan aktif, jamu maupun makanan suplemen juga mengandung bahan-bahan lain sebagai penolong dalam proses produksinya. Bahan-bahan ini umumnya tidak dicantumkan pada label kemasan.

Jika dilihat dari besarnya peluang penggunaan bahan-bahan yang belum jelas kehalalannya dalam produk jamu dan makanan suplemen maka kewaspadaan konsumen dalam memilih produk yang akan dikonsumsinya perlu terus ditingkatkan. Jangan sampai niat ingin sehat harus diperoleh melalui produk yang tidak halal.

sumber: ramadhan.antaranews.com
Temukan semuanya tentang iklan gratis, Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris

4 Oktober 2010

Pertimbangan Dalam Memilih Bahan Tambahan Makanan




Ada apa dengan bahan tambahan makanan itu? Bagaimana pula ia mempengaruhi status kehalalan suatu produk makanan? Menurut Ketua Yayasan Halalan Thayyiban, Muhamad Farid Ansori, bahan tambahan makanan merupakan bahan yang ditambahkan ke dalam sebuah produk, untuk mendapatkan efek yang diinginkan pada produk tersebut.

Penambahan ini, bisa terjadi saat proses pembuatan, pengemasan maupun dalam proses penyimpanan. Maraknya penggunaan bahan tambahan tersebut pada umumnya terkait dengan beragam tujuan produsen.''Mereka menggunakan bahan tambahan untuk memperbaiki nilai gizi produk, memelihara kesegaran produk, meningkatkan daya tarik produk serta membantu proses produksi maupun persiapan produk.

Para Produsen umumnya  menggunakan bahan tambahan makanan apabila mereka menghendaki produknya tetap segar. Yaitu mencegah pembusukan yang disebabkan oleh mikroorganisme demi melindungi warna alami produk, mencegah ketengikan dan meningkatkan umur simpan.

Tampilah  produk, seringkali  menjadi perhatian produsen. Menurut Farid, dalam industri pangan, bahan tambahan untuk meningkatkan penampilan produk serta memperbaiki rasa paling banyak digunakan.

Walaupun kandungan cokelatanya tak banyak, dengan tambahan selufer produk tersebut rasanya kaya akan coklat. Ia menuturkan bahwa selufer terbuat dari bahan baku, nabati dan hewani.''Kita mesti mewaspadai selufer yang berbahan baku hewani. Pada umumnya terbuat dari lemak babi atau hewan yang disembelih yang tak pasti disebutkan nama Allah atau tidak dalam penyembelihannya,'',

Meskipun demikian ia menyatakan bahwa tambahan makanan berupa selufer yang beredar di Indonesia kebanyakan telah diaudit oleh badan yang berwenang."Jadi tak terlalu dikhawatirkan atas status kehalalannya," imbuh Farid. Dalam proses produksi atau persiapan produksi, bahan tambahan makanan juga berperan penting.

sebaliknya emulsifer buatan banyak terdapat pada mono dan  digliseridayang berfungsi menghasilkan tekstur yang halus pada roti, mencegah pemisahan antara minyak dan kacang pada mentega. Mono dan digiserida ini berasal dari tumbuhan yang menghasilkan minyak seperti kelapa sawit juga ekstrak hewani seperti babi maupun sapi.

Kedua adalah  stabilizerdan pengental, yang berguna memperbaiki penampilan makanan serta menghasilkan tekstur yang lebih seragam. Stabilizer dan pengental yang pada umunya berasal dari karbohidrat adalah tapioka, pati dan pektin. Sedangkan dari golongan protein adalah gelatin."Seperti diketahui, sebagian besar gelatin terbuat dari bahan baku kulit atau pun tulang babi."

Ketiga adalah pengembang. Pengembang ini berfungsi menciptakan tekstur yang ringan dan lembut pada produk yang dipanggang, seperti roti dan produk bakery lainnya.Beberapa contoh bahan pengembang adalah sodium bikarbonat, asam kalsium pospat atau sodium alunimum pospat. Untuk bahan tambahan makanan, komponen yang digunakan adalah asam tartrat. Komponen ini, bisa merupakan hasil sampingan dari industri bir.

Dengan adanya sejumlah bahan tambahan makanan yang tak halal, Farid menyarankan agar konsumen memperhatikan logo halal pada kemasan produk yang menggunakan bahan tambahan makanan ini. Jika ada logo halal tentu telah terjamin kehalalannya.

sumber: www.susukolostrum.com
Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis

Nutrisi Makanan Tetep Menjadi Pilihan Terbaik




Sudah Menjadi rahasia umum bahwa memakan beragam makanan sehat bagus bagi tubuh. Akan tetapi, sibuk aktivitas waktu menyiapkan makanan mungkin membuat orang menjatuhkan pilihan pada tablet multivitamin, suplemen kalsium dan komponen pengganti lainnya. Apakah cara ini bisa membantu?

dikutip para pakar nutrisi makanan, suplemen kemungkinan bisa membantu. Tapi, mereka tetap menekankan bahwa nutrisi dari makanan lebih baik dibandingkan mengonsumsi pil.

namun faktanya, American Dietetic Association telah memperbarui panduan mengenai suplementasi nutrisi makanan dan sekarang menekankan bahwa mengonsumsi beragam makanan kaya nutrisi merupakan cara terbaik mendapatkan nutrisi makanan dan mengurangi risiko penyakit kronis.

Ada alasan tersendiri Mengapa nutrisi dari makanan lebih baik? "Makanan sangat istimewa," terang Andrea P. Boyar dari Lehman College of the City University of New York. Makanan, lanjut Boyar, bersifat kompleks. Selain itu, nutrisi makanan di dalamnya berinteraksi dengan cara yang berbeda dan lebih menguntungkan dibandingkan nutrisi dalam suplemen. Di samping itu, banyak makanan kaya akan serat,
yang tidak terkandung dalam suplemen multivitamin.

"Nutrisi Makanan masih menjadi pilihan yang ideal," tambah Boyar, seperti dikutip situs healthday.com. Akan tetapi, terang Boyar lagi, makanan yang dimaksud adalah makanan utuh, makanan yang belum diolah atau makanan yang paling sedikit menjalani proses pengolahan.

Walaupun begitu, Boyar dan pakar nutrisi lain mengakui bahwa suplemen seringkali bisa mengisi kekurangan nutrisi dari diet, khususnya vitamin D dan kalsium pada orang tua. Selain kedua suplemen ini, terang Boyar, perempuan juga memerlukan tambahan besi. Dan perempuan usia subur memerlukan suplemen folat, yang telah terbukti mencegah cacat lahir.

Yang perlu diperhatikan bahwa pemakaian suplemen berlebih, lanjut Boyar, dapat  membahayakan kesehatan. Vitamin E dalam dosis besar misalnya, terang dia, justru bisa mengancam kesehatan.


sumber: www.mediaindonesia.com
Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis