29 September 2010

Jangan Remehkan Produk Kesehatan Gigi & Mulut



Pemilihan produk kesehatan seperti sikat gigi memang berperan penting dalam keberhasilan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Namun apapun sikat gigi yang akhirnya Anda pilih, yang terpenting adalah cara, waktu, dan durasi penyikatan gigi yang benar.

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda ketahui saat akan memilih produk kesehatan seperti sikat gigi:

Lembut atau medium. Bulu sikat gigi yang keras dapat melukai gusi, dan lama kelamaan dapat menyebabkan gusi mengalami resesi, sehingga akar gigi yang seharusnya tertutup gusi menjadi terekspos. Akibatnya gigi menjadi sensitif dan rentan terjadi karies pada akar gigi.

Size does matter. Ukuran kepala sikat harus disesuaikan dengan mulut masing-masing. Pada dasarnya kepala sikat yang kecil lebih baik, karena dapat menjangkau ke daerah-daerah yang sulit terutama pada gigi belakang rahang atas.

Hal yang paling utama dalam produk kesehatan adalah nyaman. Bentuk gagang sikat gigi tidak berpengaruh secara signifikan, yang penting enak digenggam saat melakukan gerakan-gerakan penyikatan.

Dapat elektrik atau manual. Sikat gigi elektrik tidak lebih baik dalam membersihkan gigi dibandingkan sikat gigi biasa. Namun sikat gigi elektrik adalah pilihan yang lebih baik pada orang-orang tertentu seperti orang lansia, penderita arthritis atau penyakit lain yang menyebabkan keterbatasan pergerakan tangan, dan penderita cacat seperti anak-anak dengan keterbelakangan mental yang harus dibantu saat menyikat gigi.

Pilah-pilih produk kesehatan bagi si kecil. Sesuaikan sikat gigi dengan usia anak Anda. Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut, kepala sikat yang kecil khusus anak-anak, dengan ujung bulu sikat bulat dan gagang yang besar agar mudah digenggam anak.

Setelah Anda memilih produk kesehatan seperti sikat gigi yang dirasa paling pas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

Jangan dipakai produk kesehatan seperti sikat gigi Anda saat bulu sikat sudah terlihat sedikit megar, dan ganti secara berkala kira-kira setiap 3 bulan. Jangan tunggu hingga bulu sikat betul-betul megar karena sudah tidak efektif dalam penyikatan dan berpotensi lebih besar untuk melukai gusi.

Hindari saling bertukar produk kesehatan seperti sikat gigi dengan orang lain. Setiap anggota keluarga sebaiknya memiliki sikat gigi masing-masing, karena bakteri yang menyebabkan infeksi gigi dan gusi dapat menyebar dari satu orang ke orang lain melalui sikat gigi, bahkan bila sikat gigi berkontak setelah pemakaian. Anjuran ini harus betul-betul diperhatikan, sebab penyakit yang berbahaya seperti Hepatitis C berpotensi untuk ditularkan melalui sikat gigi.

Sebaiknya Cuci bersih sikat gigi setelah digunakan, lebih baik dengan air mengalir, dan simpan dengan posisi tegak. Bila menggunakan sikat gigi dengan penutup, sebaiknya terdapat lubang pada penutup sebab dalam kondisi tertutup rapat sikat gigi menjadi lembab dan lebih kondusif bagi perkembangbiakan bakteri.

Yang sering kali luput dari perhatian adalah mengganti sikat gigi setelah terkena flu, radang tenggorokan, atau infeksi mulut untuk mencegah kambuhnya infeksi.

sumber: www.klikdokter.com
Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis

Mengenali Tanda-tanda TBC Sedini Mungkin


Penyakit TBC adalah merupakan suatu penyakit yang tergolong dalam infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Lihat pemeriksaan paru

Gejala Penyakit TBC
Gejala penyakit TBC digolongkan menjadi dua bagian, yaitu gejala umum dan gejala khusus.
1. Gejala umum (Sistemik)
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

2. Gejala khusus (Khas)
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pada penderita usia anak-anak apabila tidak menimbulkan gejala, Maka TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Sekitar 30-50% anak-anak yang terjadi kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.{mospagebreak}

Penegakan Diagnosis pada TBC
Apabila seseorang dicurigai menderita atau tertular penyakit TBC, Maka ada beberapa hal pemeriksaan paru yang perlu dilakukan untuk memeberikan diagnosa yang tepat antara lain :

Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
Pemeriksaan fisik secara langsung.
Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
Rontgen dada (thorax photo).
dan Uji tuberkulin.

Pengobatan Penyakit TBC
Pemeriksaa paru dan Pengobatan bagi penderita penyakit TBC akan menjalani proses yang cukup lama, yaitu berkisar dari 6 bulan sampai 9 bulan atau bahkan bisa lebih. Penyakit TBC dapat disembuhkan secara total apabila penderita secara rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan dokter dan memperbaiki daya tahan tubuhnya dengan gizi yang cukup baik.

Selama proses pengobatan, untuk mengetahui perkembangannya yang lebih baik maka disarankan pada penderita untuk menjalani pemeriksaan paru maupun darah, sputum, urine dan X-ray atau rontgen setiap 3 bulannya. Adapun obat-obtan yang umumnya diberikan adalah Isoniazid dan rifampin sebagai pengobatan dasar bagi penderita TBC, namun karena adanya kemungkinan resistensi dengan kedua obat tersebut maka dokter akan memutuskan memberikan tambahan obat seperti pyrazinamide dan streptomycin sulfate atau ethambutol HCL sebagai satu kesatuan yang dikenal ‘Triple Drug’.

sumber: www.g-excess.com
Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis

Mengenali dan Mengobati Ginjal Anda



Seringkali Penyakit ginjal terjadi tanpa keluhan sama sekali, tidak jarang seseorang kehilangan 90 persen fungsi ginjalnya sebelum mulai merasakan keluhan. Pasien sebaiknya waspada jika mengalami gejala-gejala seperti: tekanan darah tinggi, perubahan jumlah kencing, ada darah dalam air kencing, bengkak pada kaki dan pergelangan kaki, rasa lemah serta sulit tidur, sakit kepala, sesak, dan merasa mual dan muntah.

Setiap orang dapat terkena penyakit ginjal, namun mereka yang disarankan melakukan Pemeriksaan ginjal sedini mungkinadalah orang yang memilik faktor risiko tinggi, yakni mereka yang memiliki riwayat darah tinggi di keluarga, diabetes, penyakit jantung, serta ada anggota keluarga yang dinyatakan dokter sakit ginjal.

Terdapat beberapa Pemeriksaan ginjal yang bisa dilakukan untuk mengetahui kondisi ginjal kita. Yang paling umum adalah pemeriksaan urin. Adanya protein atau darah dalam kencing menunjukkan kelainan dari ginjal.

Bagaimana Pengobatan dan Penanganan Gagal Ginjal
Pemeriksaan ginjal dan pengobatannya tergantung dari penyebab terjadinya kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan penyakit. Sebagai contoh, Pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium, kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka dokter akan memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.

Jika Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}. Kemungkinan lainnya adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal.

Bagaimana Tindakan Pencegahan Terserang Penyakit Ginjal
Kita yang dalam kondisi “merasa sehat” setidaknya diharapkan dapat melakukan Pemeriksaan ginjal kedokter/kontrol/laboratorium. Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan mengalami gangguan Ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati dalam mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila terinfeksi segera diobati, Hindari kekurangan cairan (muntaber), Kontrol secara periodik.

sumber: www.g-excess.com
Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis