28 Juli 2010

Mengungkap Alat Bantu Seks Pertama Di Dunia




Alat bantu seks bukanlah muncul di masa modern. Tapi alat Bantu seks tersebut telah ada sejak zaman prasejarah.

Periode Zaman Batu merupakan masa di mana manusia menciptakan alat bantu seks dari batu, karena tak memiliki teknologi yang lebih baik. Kayu, tulang, dan bahan lain juga digunakan, tetapi batu dibentuk untuk dimanfaatkan sebagai alat memotong dan senjata. Zaman Batu terbagi ke dalam tiga masa yakni Paleolitikum, Mesolitikum, dan Neolitikum.

Arkeolog Swedia, mengungkapkan, bahwa ukiran-ukiran berbentuk kelamin pria, kemungkinan besar tak hanya bernilai seni, tapi kemungkinan juga digunakan sebagai 'Sex Toy'. kesimpulan sementara tersebut diambil setelah pekan lalu, dalam sebuah penggalian di Swedia, arkeolog menemukan sebuah benda mirip kelamin laki-laki yang dipahat dari tulang.

Namun, para arkeolog belum berani untuk menyimpulkan lebih lanjut, apakah alat bantu seks tersebut memang digunakan untuk alat bantu berhubungan seksual.

"Pikiran Anda dan pikiran saya tentunya akan berkelana untuk membuat interpretasi tentang temuan ini,"  kata arkeolog National Heritage Board, Gesran Gruber seperti dilansir Foxnews,

"Tapi kalau itu memang cara orang Zaman Batu memikirkan seks, saya tidak bisa mengatakan apa-apa," kata Gruber

Gruber belum berani menjelaskan apakah alat bantu seks itu akan menjadi salah satu yang paling mungkin untuk digunakan oleh laki-laki atau perempuan atau keduanya. Tak jarang simbolisme seksual terdapat pada artefak kuno, kebanyakan yang sering digunakan adalah simbol yang menggambarkan wanita untuk mewakili kesuburan di Bumi.


http://techno.okezone.com/
Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis

Melihat Obat Tradisional Indonesia


Apa Yang Dimaksud Dengan Obat herbal

Bahan herbal adalah tanaman atau bagian dari tanaman yang digunakan sebagai pemberi aroma, perasa atau untuk pengobatan. Obat herbal sendiri merupakan produk yang berasal dari tanaman dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan. Banyak obat herbal yang telah digunakan secara empiris (turun-temurun) sebagai obat dalam pengobatan tradisional.

Badan POM sendiri membedakan obat herbal tradisional yang beredar di Indonesia menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Jamu

Jamu adalah obat tradisional Indonesia. Ramuan atau bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jamu biasanya merupakan bahan yang secara turun temurun digunakan untuk pengobatan secara tradisional, misalnya beras kencur, kunyit asam, temulawak, brotowali dll. Dahulu jamu tersedia dalam bentuk rebusan ataupun cairan, untuk saat ini produk jamu sudah banyak yang beredar dalam bentuk serbuk ataupun kapsul. Pihak BPOM telah mengeluarkan standar produksi obat tradisional yang dikenal dengan CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik).

2. Obat herbal terstandar

Obat herbal terstandar adalah sediaan obat herbal berbahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi. Jadi pada tahap ini obat herbal tersebut selain telah distandarisasi bahan baku dan proses produksinya juga harus melalui proses pengujian di laboratorium yang meliputi uji khasiat dan uji keamanan. Uji khasiat dilakukan terhadap hewan uji yang secara fisiologi dan anatomi dianggap hampir sama dengan manusia, sedangkan uji keamanan dilakukan untuk mengetahui apakah bahan tersebut membahayakan atau tidak. Uji keamanan  yang dilakukan berupa uji toksisitas akut, uji toksisitas subkronis atau bila diperlukan uji toksisitas kronis. Dari hasil pengujian praklinik tersebut akan dapat diketahui mengenai khasiat bahan tersebut, dosis yang tepat untuk terapi, keamanan dan bahkan efek samping yang mungkin timbul.

3. Fitofarmaka

Fitofarmaka merupakan standar yang lebih tinggi lagi terhadap obat herbal. Fitofarmaka sendiri adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik. Jadi selain obat telah melalui proses standarisasi produksi dan bahan baku, kemudian melakukan uji praklinik di laboratorium, maka selanjutnya obat dilakukan uji coba kepada manusia (uji klinik) untuk mengetahui khasiatnya terhadap orang sakit ataupun orang sehat sebagai pembanding. Tahapan ini yang biasanya memerlukan waktu yang lama dan biaya yang mahal karena melibatkan orang banyak. Setelah lolos uji klinik maka obat herbal tersebut telah memiliki evidance based herbal medicine yang artinya telah memiliki bukti medis terhadap khasiat dan keamanannya bagi manusia. Di Indonesia sendiri saat ini telah ada beberapa jenis obat herbal yang telah masuk dalam golongan fitofarmaka dan bahkan telah diresepkan penggunaannya oleh dokter..

http://medicastore.com/
Temukan semuanya tentang Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris, iklan gratis

Produk Kerajinan Ramah Lingkungan Jadi Andalan Pasar Ekspor



Produk kerajinan ramah lingkungan diminati pasar ekspor. Indonesia dinilai mempunyai potensi pengembangan produk tersebut lantaran ketersediaan bahan baku.

Amir Panzuri, direktur Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Republik Indonesia (APIKRI), menyatakan produk kerajinan yang dibuat dari bahan baku ramah lingkungan diminati pasar ekspor. Hal ini membuka peluang ekspor bagi Indonesia.

Maksud bahan baku tidak merusak lingkungan adalah bahan baku tidak berasal dari bahan tambang. Bahan baku itu juga tidak langka dan tidak terbarukan (dapat dikembangkan kembali).

Produk kerajinan ramah lingkungan, ucap Amir, seperti anyaman serat daun pandan. Bahan baku ini diambil dari tanaman pandan. Bahan baku lain seperti bambu, sengon, mahoni dan sonokeling.

APIKRI mengandeng perajin serat di Kabupaten Kulonprogo mengembangkan tanaman pandan di kawasan Pantai Congot Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Walaupun tanaman ini telah tumbuh di kawasan Pantai Congot. Namun, tanaman ini liar atau tidak dirawat masyarakat.

Sebanyak 5.000 batang tanaman pandan ditanam mulai Mei 2008. Mereka berharap dua tahun nanti serat daun pandan itu dapat digunakan sebagai anyaman. Mochamad Ade Maulidin

wartaekonomi.com