5 September 2011

Penyakit Langganan Dan Sering menyerang Setelah Lebaran

Wira-wiri silaturahmi, mudik dan berbenah di Hari Lebaran bisa memicu kelelahan. Apalagi, ditinggal pembantu mudik. Letih mendera sementara tubuh sudah kudu beraktivitas karena pekan depan sudah mulai ngantor. Alih-alih siap untuk ngantor lagi, yang sering ada malah siap pergi ke dokter terdekat karena penyakit datang menyerang. Apalagi selama pasca Lebaran, asupan makanan tak dijaga.





Setidaknya ada kebiasaan pasca Lebaran yang kudu diantisipasi.biasanya ada beberapa golongan penyakit yang muncul. " Penyakit karena kelelahan, penyakit pencernaan, penyakit kronik kambuh dan penyakit ketidakadaan pembantu. Tubuh biasanya akan kurang istirahat, kurang asupan makanan dan minuman yang baik sehingga tubuh menjadi lelah. Belum pulih badan dari rasa letih di kampung halaman, tubuh kembali terforsir untuk perjalanan pulang. “Daya tahan tubuh menurun, penyakit mudah menyerang
Penyakit juga akan kembali pada mereka yang sudah mempunyai penyakit kronis seperti hipertensi, asam urat, diabetes melitus,  kolesterol, asma. Biasanya penyakit kambuhan ini akan muncul ketika pemudik tak mengontrol makanan yang dikonsumsinya selama perjalanan mudik, saat di kampung halaman dan perjalanan balik.
Penyakit yang ketiga yang muncul biasanya ketika pulang kembali ke rumah atau kota tempat mencari nafkah. Saat pembantu juga ikut mudik, badan masih capek, pekerjaan rumah masih menumpuk dan kebersihan rumah sering tak terperhatikan. Sampah yang menumpuk atau binatang lalat atau tikus juga berpotensi muncul karenanya. Makan kadang asal-asalan, tidak bersih atau higienis. “Yang muncul keracunan atau diare


Info terkait - penyakit pencernaan

25 Agustus 2011

Berantas Limbah Sampah Dengan Cara Seni Kerajinan Tangan


PERNAHKAH kita berpikir, diperlukan 240 tahun bagi mikroorganime untuk mengurai sampah plastik hingga aman bagi lingkungan. Sampah plastik pun menjadi persoalan global. Ketimbang lama menunggu penanganan permasalahan sampah plastik, ibu-ibu dari Kampung Dadap, Kelurahan Rawabuntu, Tangerang Selatan memilih melakukan aksi nyata. Di tangan para ibu tersebut, sampah plastik dapat disulap menjadi aneka kerajinan tangan yang memiliki potensi ekonomi cukup tinggi




Sementara itu limbah plastik yang digunakan pun mudah ditemukan, seperti plastik bekas kemasan kopi, susu, deterjen dan lainnya. Dari limbah tersebut warga bisa menghasilkan kerajinan tangan yang menarik dan bernilai tinggi. Dompet, tas, tempat CD, payung, jas hujan, tempat tissue, tas laptop dan ponsel adalah sebagian dari karya mereka. Pelatihan kerajinan tangan dari plastik ini pun mendapat respon positif dari warga sekitar. “Meski hasil kerajinannya ini mudah didapatkan, tetapi bisa menjadi salah satu alternatif usaha pemanfaatan limbah warga
Jenis kegiatan seperti ini memang  masih seumur jagung sehingga hasilnya pun belum bisa dipasarkan secara luas. Warga baru bisa memanfaatkan hasil kerajinan tangannya untuk dipakai sendiri. Diharapkan kerajinan tangan ini nantinya mampu menjadi sumber penghasilan tambahan bagi warga.

Info terkait - kerajinan tangan

Pemerintah Kurang Mendukung Seni Teater Negeri Sendiri


Dukungan pemerintah daerah provinsi, kota maupun kabupaten masih minim dan bahkan sama sekali tidak ada terhadap kebeadaan seni peran ataupun teater. Meskipun keberadaan potensi kegiatan seni teater sangat besar disejumlah daerah, namun sejumlah kelompok teater tumbuh dan berkembang secara militan dengan kemampuan anggota.





“Seni teater tidak ubahnya dengan dunia pendidikan kita. Pemerintah mulai dari tingkat pusat hingga ke daerah wajib belajar dan segala hal tentang program pendidikan tapi nyatanya pendidikan kita tidak pernah bergembing dengan permasalahannya, demikian pula halnya terhadap perhatian pada seni teater, apa yang dijanjikan sama sekali tidak ada,” ujar Anton Justian JR, selaku Ketua Penyelenggara Festival Drama Musikal Teater BEL Bandung 2011
Wiguna Syarif, sangat menyayangkan sikap pemerintah daerah. "Disatu sisi pemerintah dan bahkan negara terus melakukan upaya dengan program-programnya memerangi kenakalan rema ja, tapi anehnya kenapa kegiatan yang sudah berjalan
dan sangat mendukung program pemerintah tersebut tidak mendapat dukungan dan bahkan perhatian sama sekali," ujar Wiguna, yang datang bersama istri mengantar salah seorang cucunya yang turut ambil bagian dalam festival.
Hal senada diungkapkan sejumlah orang tua dan guru didik peserta lainnya yang mengetahui kondisi minimnya dukungan pemerintah dari sambutan panitia penyelenggara. "Ini akan menjadi preseden buruk bagi pemerintah pada anak-anak, dimana dalam sejumlah media sejumlah kebijakan pemerintah daerah akan kesenian menjadi sorotan, kini anak-anak kita mengalami sendiri

Info terkait – kegiatan seni