28 Oktober 2010

“Keripik Tempe” Bisnis Yang Menguntungkan



Pernah berkunjung ke kota Cilacap?? Pasti pernah mencicipi penganan khas kota ini. Yup, sudah pasti keripik tempe. Keripik tempe adalah produk industri rumahan di Desa Rawaapu, Patimuan, Cilacap. Tempe diiris tipis dicelupkan ke adonan tepung terigu encer lalu digoreng dengan minyak kelapa hingga kering. Hasilnya, adalah keripik renyah yang gurih dan lezat.

Produk industri kripik tempe di Desa Rawaapu menjadi industri rumahan yang banyak dikelola oleh kaum perempuan. Kripik tempe yang sudah digoreng lalu dibungkus dalam kemasan plastik berisi kurang lebih 8 buah. Label kemasan cukup dengan kertas fotokopi bertuliskan merek dan alamat produsen. Setiap bungkus keripik dijual secara grosiran ke pasar kecamatan dengan harga Rp 2.500,- selanjutnya dijual eceran dengan harga Rp 3.000,-

Membuat keripik tempe yang gurih perlu ketelitian dan kebersihan. Tempe harus terbuat dari kedelai yang bagus supaya pada saat vermentasi rasanya tidak pahit. Kedelai yang bagus juga memdahan pengirisan tempe menjadi lembaran kripik tipis. Selain itu, minyak kelapa yg digunakan harus berkualitas bagus supaya kripiknya wangi dan tidak sangit.

Menurut salah satu warga, para produsen kripik lebih memilih minyak kelapa buatan sendiri dibanding membeli minyak kelapa curah yang dijual di pasaran. Tempenya sendiri diambil dari Kecamatan Sidareja dan Gandrung yang dikenal dengan produsen tempe mendoan. Selain keripik di Desa Rawaapu juga berkembang industri rumahan makanan ringan lainnya, seperti sale pisang, kripik pisang, dan lain-lainnya.

Pemasaran produk industri rumahan makanan ringan di Desa Rawaapu selama ini tidak terlampau sulit. Mereka menitipkan produknya di warung-warung kecil dan pasar kecamatan. Jumlah permintaan barang biasanya terjadi pada masa-masa liburan karena banyak warga Desa Rawaapu yang bekerja di luar daerah memborongnya sebagai oleh-oleh.

Industri ini mampu menjadi penghasilan keluarga, terutama setelah masa tanam padi. Setelah panen warga banyak yang menganggur menunggu panen padi. Warga biasa menyebutnya sebagai musim paceklik. penghasilan terbatas, akhirnya para perempuan banyak yang berinisiatif membuat industri rumahan dan pedagang keliling. Dan kini usaha ini sudah menjadi peluang sukses bisnis rumahan.

Menambah penghasilan sekaligus membangun industri rumahan hingga menjadi produk khas kota tersebut pasti sangat menyenangkan dan menguntungkan bukan??.


Sumber: bisnisukm.com
Temukan semuanya tentang iklan gratis, Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris

Pertambangan Dan Kerusakan Alam




Dalam waktu yang berdekatan ini sangat banyak kita saksikan aktivitas pertambangan Batu Bara yang tidak memiliki konsepsual pengembalian fungsi hutan dengan cara apa?,bagaimana,kapan? sehingga jangan heran kalau melihat lokasi setela aktivitas pertambangan yang kering tanpa fungsi sosial sedikitpun.

Seringkali lokasi pasca pertambangan ditanami tanaman yang menghasilkan atau tingkat produktifnya tinggi seperti kelapa sawit dll, kolam kolam tambang diberi ikan  yang harapannya akan mudah berkembang biak dan akan dikonsumsi masyarakat sekitar, sebagai upaya mengembalikan fungsi hutan dengan fungsi sosial.

Tetapi untuk sekedar diketahui bahwa bahaya dari menkonsumsi ikan didanau pertambangan batu bara akan menimbulkan efek lainnya karena air danau yang tidak  terjamin kualitas baku mutu yang ditetapkan sebagai air yang layak untuk ikan, biasanya ikan akan tumbuh abnormal atau jikapun normal mungki pertambangan juga menggunakan bahan kimia ( Bahan peledak, Pengurang panas, Dll ). Efek menkonsumsi ikan juga akan baru dirasakan dalam jangka waktu yang lama, belum lagi tenaga kerja yang rentan akan penyakit akibat kerja.

Tetapi yang dapat kita lihat sangat kontradiktif secara real konsepsual pertambangan yang terencana atau sesuai aturan didalam AMDAL ( Analisa Mengenai Dampak Lingkungan ) yang mengharuskan pengembalian hutan dengan tujuan fungsi sosaial. Sangat tidak bertanggung jawab jika mengambil kekayaan alam tetapi tidak mengembalikannya dengan fungsi sosial ( Ditelantarkan ).

Dengan adanya beberapa kasus yang sudah terjadi, maka sekiranya warga daerah setempat dapat lebih berfikir untuk turut serta mengawasi daerahnya yang menjadi rencana pengembangan batu bara, jangan tergiur oleh ganti rugi, lapangan pekerjaan, dll tetapi tidak terlepas dari kebutuhan akan Ganti rugi dan lapangan kerja maka kita wajib mengawal rehabilitas hutan setelah aktivitas tambang dilaksanakan. Hubungi Admin untuk informasi lebih lanjut.

Sumber: www.uklik.net
Temukan semuanya tentang iklan gratis, Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris

27 Oktober 2010

Industri Kain Sutra Cenderung Lesu



Menteri Perindustrian mengatakan potensi industri kecil maupun besar untuk kain sutra di dalam negeri belum tergali optimal sehingga pencapian ekspor produk tersebut belum sesuai dengan target ideal.

Menurut catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), sejumlah perajin tenun sutra trendnya bahkan terus menurun rerata 10% dari jumlah pada tahun lalu sekitar 4 juta orang.

“Saya dengar tren industri kecil maupun besar untuk kain sutra menurun hingga 40% karena faktor teknlogi proses yang berkepanjangan serta ada semacam adapt istiada yang tidak boleh dilanggar. Dari skala ekonomis, kondisi itu kurang menguntungkan. Padahal, potensi industri kecil maupun besar untuk kain sutraini sangat bagus,” jelasnya. industrik kecil

Dengan alasan itu, jelasnya, Kemenperin akn terus berupaya menggali potnsi industri kecil maupun besar untuk kain sutra kain sutra meningkatkan inovasi serta pengembangan tenun tradisional dalam mengangkat daya saing tenun Indonesia di pasar lokal dan dunia.

“Kemenperin akan memprbanyak pelatihan, peningkatan desain, kemasan dan merek serta akses pembiayaan. Kami bahkan sudah buat pengembangan IKM di daerah-daerah,” tuturnya.

Ketua Umum Asosiasi Tenun Indonesia (ATI) Tuty Cholid mengatakan nilai ekspor kain tenun sutra pada tahun ini ditargetkan mencapai US$1,3 juta atau meningkat sekitar 20% dibandingkan dengan ekspor pada 2009 sebesar US$1,1 juta.

ada untuk produksi sutra sendiri diperkirakan bisa mencapai sekitar 15 juta meter secara konsisten. “Harga sutra per meter saat ini mencapai US$10 - US$11. Peningkatan ekspor per tahunnya cukup bagus karena masyarakat Uni Eropa dan Jepang senang dengan kain tenun sutra kita,” katanya.

Dia mengatakan komoditas kedua setelah sutra yang diminati dunia adalah kain katun dengan volume produksi dapat mencapai 90 juta meter per tahun. “Untuk katun nilai ekspor per meternya sekitar Rp12.000 – Rp30.000, lebih murah daripada harga sutra,” ujarnya.

Dirjen Industri Kecil dan Menengah Kemenperin Fauzi Aziz mengatakan untuk mendorong pengembangan industri tenun berdaya saing, Kemenperin memberikan kompensasi potongan sebanyak 25%-30% bagi pelaku industri kecil maupun besar untuk kain sutra yang akan melakukan restrukturisasi permesinan.

Sumber: web.bisnis.com
Temukan semuanya tentang iklan gratis, Pasang Iklan, bisnis, Iklan Baris